Dual booting, atau menjalankan dua sistem operasi berbeda pada satu komputer, bisa menjadi solusi ideal bagi pengguna yang membutuhkan fleksibilitas antara sistem operasi lawas seperti Windows 7 dan sistem operasi modern seperti Windows 10. Mungkin Anda memiliki aplikasi atau game yang tidak kompatibel dengan Windows 10, atau sekadar ingin merasakan kembali nostalgia antarmuka Windows 7 sambil tetap memiliki akses ke fitur dan keamanan terbaru Windows 10. Proses dual booting ini tidak terlalu rumit, namun memerlukan perencanaan dan ketelitian agar tidak terjadi masalah yang tidak diinginkan. Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah dalam membuat dual boot Windows 7 dan Windows 10, dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan memberikan tips praktis.
1. Persiapan Awal: Backup Data dan Cek Spesifikasi Sistem
Sebelum memulai proses dual boot, persiapan adalah kunci utama. Langkah pertama dan terpenting adalah melakukan backup data penting Anda. Proses instalasi sistem operasi bisa berisiko, dan walaupun jarang terjadi, kemungkinan kehilangan data selalu ada. Simpan semua dokumen, foto, video, dan file penting lainnya ke hard drive eksternal, cloud storage (seperti Google Drive, OneDrive, atau Dropbox), atau media penyimpanan lainnya. Pastikan backup Anda lengkap dan terverifikasi.
Selanjutnya, periksa spesifikasi sistem komputer Anda. Pastikan komputer Anda memenuhi persyaratan minimum untuk menjalankan kedua sistem operasi. Secara umum, Windows 7 membutuhkan minimal prosesor 1 GHz, RAM 1 GB (untuk 32-bit) atau 2 GB (untuk 64-bit), dan ruang hard disk 16 GB (untuk 32-bit) atau 20 GB (untuk 64-bit). Windows 10, di sisi lain, membutuhkan minimal prosesor 1 GHz, RAM 1 GB (untuk 32-bit) atau 2 GB (untuk 64-bit), dan ruang hard disk 16 GB (untuk 32-bit) atau 20 GB (untuk 64-bit). Namun, untuk pengalaman yang lebih lancar, disarankan untuk memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dari persyaratan minimum, terutama RAM dan ruang hard disk. Idealnya, Anda memiliki minimal 4 GB RAM dan 60 GB ruang hard disk untuk masing-masing sistem operasi.
Selain itu, periksa apakah BIOS atau UEFI komputer Anda mendukung booting dari USB atau DVD. Ini penting karena Anda akan membutuhkan media instalasi Windows 7 dan Windows 10. Anda juga perlu mengetahui cara mengakses menu BIOS atau UEFI komputer Anda. Biasanya, ini dilakukan dengan menekan tombol Delete, F2, F12, atau tombol lainnya saat komputer baru dinyalakan. Informasi tentang tombol yang tepat untuk mengakses BIOS atau UEFI biasanya ditampilkan pada layar saat booting.
Terakhir, nonaktifkan fitur "Fast Startup" di Windows 10. Fitur ini, meskipun mempercepat proses booting, dapat menyebabkan masalah saat dual booting. Untuk menonaktifkannya, buka Control Panel, pilih "Power Options", lalu klik "Choose what the power buttons do". Klik "Change settings that are currently unavailable", lalu hilangkan centang pada opsi "Turn on fast startup (recommended)". Simpan perubahan.
2. Menyiapkan Media Instalasi Windows 7 dan Windows 10
Anda akan membutuhkan media instalasi Windows 7 dan Windows 10. Media ini bisa berupa DVD instalasi atau USB flash drive yang dapat di-boot. Jika Anda tidak memiliki DVD instalasi, Anda dapat mengunduh file ISO Windows 7 dan Windows 10 dari situs web Microsoft atau sumber yang terpercaya. Pastikan Anda mengunduh versi yang sesuai dengan lisensi Anda (misalnya, Windows 7 Home Premium atau Windows 10 Pro).
Setelah Anda memiliki file ISO, Anda perlu membuat USB flash drive yang dapat di-boot. Ada beberapa alat yang dapat Anda gunakan untuk melakukan ini, seperti Rufus, Media Creation Tool (khusus untuk Windows 10), atau UNetbootin. Rufus adalah pilihan yang populer karena mudah digunakan dan mendukung berbagai sistem operasi. Pilih USB flash drive Anda sebagai target, pilih file ISO Windows 7 atau Windows 10, dan klik "Start". Proses ini akan memformat USB flash drive Anda dan menyalin file instalasi Windows ke dalamnya. Ulangi proses ini untuk membuat USB flash drive yang dapat di-boot untuk sistem operasi yang lain.
Pastikan USB flash drive Anda memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung file instalasi Windows. Biasanya, USB flash drive dengan kapasitas 8 GB atau lebih sudah cukup.
3. Partisi Hard Disk untuk Dual Boot
Setelah Anda memiliki media instalasi Windows 7 dan Windows 10, langkah selanjutnya adalah mempartisi hard disk Anda. Partisi hard disk memungkinkan Anda mengalokasikan ruang terpisah untuk setiap sistem operasi. Idealnya, Anda memiliki minimal dua partisi: satu untuk Windows 7 dan satu untuk Windows 10.
Anda dapat mempartisi hard disk Anda menggunakan alat "Disk Management" yang ada di Windows. Untuk membukanya, tekan tombol Windows + R, ketik "diskmgmt.msc", dan tekan Enter.
Di Disk Management, Anda akan melihat daftar hard disk dan partisi yang ada di komputer Anda. Jika Anda hanya memiliki satu partisi (biasanya drive C:), Anda perlu mengecilkan partisi tersebut untuk membuat ruang bagi partisi baru untuk Windows 7. Klik kanan pada partisi C:, pilih "Shrink Volume", dan masukkan ukuran ruang yang ingin Anda keciikan. Pastikan Anda memberikan cukup ruang untuk instalasi Windows 7 dan program-program yang ingin Anda instal. Misalnya, jika Anda ingin mengalokasikan 60 GB untuk Windows 7, masukkan "61440" (60 GB dalam megabyte).
Setelah Anda mengecilkan partisi C:, Anda akan melihat ruang yang tidak teralokasi. Klik kanan pada ruang yang tidak teralokasi, pilih "New Simple Volume", dan ikuti wizard untuk membuat partisi baru. Berikan partisi tersebut sebuah huruf drive (misalnya, D:) dan format dengan sistem file NTFS.
Pastikan Anda mencatat huruf drive partisi yang Anda buat untuk Windows 7, karena Anda akan membutuhkannya nanti saat menginstal Windows 7.
4. Instalasi Windows 7: Sistem Operasi Pertama
Setelah hard disk dipartisi, saatnya menginstal Windows 7. Boot komputer Anda dari USB flash drive atau DVD instalasi Windows 7 yang telah Anda buat. Pastikan Anda mengatur urutan boot di BIOS atau UEFI komputer Anda agar boot dari USB atau DVD terlebih dahulu.
Proses instalasi Windows 7 akan dimulai. Ikuti petunjuk di layar untuk melanjutkan. Saat Anda ditanya di mana Anda ingin menginstal Windows, pilih partisi yang telah Anda buat untuk Windows 7 (misalnya, drive D:). Pastikan Anda memilih partisi yang benar! Memilih partisi yang salah dapat menghapus data Anda.
Ikuti langkah-langkah selanjutnya untuk menyelesaikan instalasi Windows 7. Setelah instalasi selesai, Anda akan memiliki sistem operasi Windows 7 yang berfungsi penuh.
5. Instalasi Windows 10: Sistem Operasi Kedua
Setelah Windows 7 terinstal, saatnya menginstal Windows 10. Boot komputer Anda dari USB flash drive atau DVD instalasi Windows 10 yang telah Anda buat.
Proses instalasi Windows 10 akan dimulai. Ikuti petunjuk di layar untuk melanjutkan. Saat Anda ditanya di mana Anda ingin menginstal Windows, pilih partisi yang berbeda dari partisi tempat Anda menginstal Windows 7 (biasanya drive C:). Pastikan Anda memilih partisi yang benar!
Ikuti langkah-langkah selanjutnya untuk menyelesaikan instalasi Windows 10. Selama proses instalasi, Windows 10 akan mendeteksi adanya instalasi Windows 7 dan secara otomatis mengkonfigurasi boot loader untuk memungkinkan Anda memilih sistem operasi mana yang ingin Anda boot saat komputer dinyalakan.
6. Konfigurasi Boot Loader dan Verifikasi Dual Boot
Setelah instalasi Windows 10 selesai, komputer Anda akan restart. Saat komputer dinyalakan, Anda akan melihat menu boot loader yang memungkinkan Anda memilih antara Windows 7 dan Windows 10.
Jika menu boot loader tidak muncul atau jika Anda ingin mengubah urutan sistem operasi yang ditampilkan, Anda dapat menggunakan alat "System Configuration" (msconfig.exe) di Windows 10. Untuk membukanya, tekan tombol Windows + R, ketik "msconfig.exe", dan tekan Enter.
Di jendela System Configuration, pilih tab "Boot". Di sini, Anda akan melihat daftar sistem operasi yang terinstal di komputer Anda. Anda dapat mengubah urutan sistem operasi yang ditampilkan dengan memilih sistem operasi dan menggunakan tombol "Move Up" atau "Move Down". Anda juga dapat mengatur sistem operasi default yang akan di-boot secara otomatis setelah beberapa detik.
Setelah Anda mengkonfigurasi boot loader sesuai keinginan Anda, klik "Apply" dan "OK". Restart komputer Anda untuk melihat perubahan tersebut.
Sekarang Anda seharusnya dapat dengan mudah beralih antara Windows 7 dan Windows 10 saat komputer Anda dinyalakan. Pastikan semua driver dan aplikasi berfungsi dengan baik di kedua sistem operasi. Selamat menikmati dual boot Anda!