Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakhir, topik utang negara telah menjadi perhatian utama di banyak negara, termasuk Indonesia dan Malaysia. Utang negara sering kali dianggap sebagai indikator kesehatan ekonomi suatu negara dan kemampuannya untuk membiayai pembangunan serta pertumbuhan ekonomi.
Profil Utang Indonesia
Indonesia, sebagai salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara, telah mengalami peningkatan jumlah utang selama beberapa dekade terakhir. Menurut data Bank Indonesia, utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2020 mencapai 404,7 miliar dolar AS. Utang ini terdiri dari ULN sektor publik sebesar 194,9 miliar dolar AS dan ULN sektor swasta sebesar 209,9 miliar dolar AS.
Profil Utang Malaysia
Di sisi lain, Malaysia juga memiliki profil utang yang signifikan. Data dari Bank Negara Malaysia menunjukkan bahwa total utang pemerintah Malaysia per Juli 2020 adalah RM 823,79 miliar atau setara dengan Rp 2.839 triliun. Utang domestik Malaysia mencapai RM 631,322 miliar, sementara utang luar negeri adalah RM 192,468 miliar.
Rasio Utang terhadap PDB
Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) adalah salah satu cara untuk mengukur beban utang suatu negara. Pada tahun 2021, rasio utang Indonesia adalah 40,7 persen dari PDB. Sementara itu, rasio utang Malaysia saat ini berada di tingkat 66,3 persen dari PDB, yang menunjukkan bahwa Malaysia memiliki rasio utang yang lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia.
Kebijakan Utang dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Kebijakan utang yang diambil oleh pemerintah dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa setiap penambahan utang pemerintah 1 dolar AS akan menambahkan PDB sebesar 1,34 dolar AS selama periode 2018 hingga 2022. Ini menunjukkan bahwa kebijakan utang Indonesia cukup efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Perbandingan Strategi Utang
Indonesia dan Malaysia memiliki strategi utang yang berbeda. Indonesia cenderung memiliki proporsi utang luar negeri yang lebih besar dibandingkan dengan utang domestiknya, sementara Malaysia lebih banyak melakukan porsi pinjaman domestik. Strategi ini mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam mengelola risiko dan sumber pembiayaan.
Implikasi Sosial-Ekonomi Utang
Utang negara tidak hanya berdampak pada angka-angka ekonomi tetapi juga memiliki implikasi sosial-ekonomi yang luas. Tingkat utang yang tinggi dapat membatasi kemampuan pemerintah untuk berinvestasi dalam layanan sosial dan infrastruktur, sementara pengelolaan utang yang efektif dapat membantu memastikan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan jangka panjang.
Penutup
Analisis perbandingan utang antara Indonesia dan Malaysia menunjukkan bahwa kedua negara memiliki profil dan strategi utang yang berbeda. Meskipun Malaysia memiliki rasio utang yang lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia, penting untuk mempertimbangkan konteks ekonomi yang lebih luas dan kebijakan yang diambil oleh masing-masing pemerintah dalam menilai dampak utang terhadap ekonomi nasional.
: Kompas.com
: Kompas.com
: Tempo.co