Membedah Perbedaan mendasar PGSD dan PGPAUD: Persiapan Mengajar di Dua Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini

Lola Hastika

Pendidikan anak usia dini (PAUD) memegang peranan krusial dalam membentuk karakter dan dasar perkembangan anak. Untuk berkiprah di bidang ini, calon guru memiliki dua pilihan program studi jenjang S1, yaitu PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) dan PGPAUD (Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini). Meskipun sama-sama mencetak guru, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya, baik dari segi kurikulum, fokus pembelajaran, hingga prospek karier. Artikel ini akan menguraikan perbedaan mendasar antara PGSD dan PGPAUD secara detail, berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber terpercaya di internet.

1. Cakupan Usia dan Tahapan Perkembangan yang Dipelajari

Perbedaan paling fundamental antara PGSD dan PGPAUD terletak pada cakupan usia anak yang menjadi fokus pembelajaran. PGPAUD secara khusus memfokuskan diri pada pendidikan anak usia dini (PAUD), yang umumnya mencakup rentang usia 0-6 tahun. Kurikulum PGPAUD menekankan pemahaman mendalam tentang tahapan perkembangan anak pada usia tersebut, meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran meliputi teori-teori perkembangan anak karya tokoh-tokoh terkemuka seperti Piaget, Vygotsky, dan Erikson, serta penerapannya dalam praktik pembelajaran di PAUD.

Sementara itu, PGSD meskipun juga mempelajari dasar-dasar pendidikan anak usia dini, lebih menekankan pada pendidikan anak di sekolah dasar, yakni rentang usia 6-12 tahun. Kurikulum PGSD meliputi mata kuliah yang lebih luas, meliputi berbagai mata pelajaran sekolah dasar seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan lain sebagainya, serta metode pengajaran yang sesuai untuk usia tersebut. PGSD juga memasukkan pemahaman tentang karakteristik anak sekolah dasar, yang sudah memasuki tahapan berbeda dari anak PAUD. Perbedaan ini menghasilkan lulusan yang siap mengajar di jenjang pendidikan yang berbeda.

2. Kurikulum dan Mata Kuliah yang Diambil

Kurikulum PGPAUD dan PGSD memiliki perbedaan yang signifikan dalam mata kuliah yang ditawarkan. PGPAUD lebih banyak menekankan pada mata kuliah yang berkaitan dengan perkembangan anak usia dini, psikologi perkembangan anak, metode pembelajaran PAUD, pengembangan kurikulum PAUD, pengelolaan PAUD, serta permainan dan kreativitas anak. Mata kuliah mengenai mata pelajaran akademik seperti Matematika dan IPA akan dipelajari dalam konteks pengembangan kemampuan anak usia dini, bukan sebagai pengajaran formal seperti di sekolah dasar.

BACA JUGA:   Cara Mengcopy File dari Google ke Word

Sebaliknya, kurikulum PGSD lebih banyak mencakup mata kuliah yang berkaitan dengan mata pelajaran sekolah dasar. Lulusan PGSD diharapkan mampu mengajar berbagai mata pelajaran di sekolah dasar dengan pengetahuan yang mendalam. Meskipun juga mempelajari dasar-dasar pendidikan anak usia dini, penekanannya lebih pada pengembangan kemampuan mengajar di sekolah dasar. Contoh mata kuliah yang lebih dominan di PGSD adalah metode mengajar Matematika SD, metode mengajar Bahasa Indonesia SD, dan lain sebagainya.

3. Metode Pembelajaran dan Praktik Lapangan

Metode pembelajaran di PGPAUD dan PGSD juga berbeda. PGPAUD lebih menekankan pada metode pembelajaran yang menyenangkan, interaktif, dan berpusat pada anak. Praktik lapangan di PGPAUD lebih banyak berfokus pada pengalaman langsung di lembaga PAUD, seperti TK, RA, atau KB. Mahasiswa akan mendapatkan pengalaman mengajar anak usia dini dengan berbagai metode yang telah dipelajari di kampus.

Di PGSD, metode pembelajaran lebih bervariasi, tergantung pada mata kuliah yang diambil. Namun, secara umum, metode yang diajarkan juga menyesuaikan dengan karakteristik anak sekolah dasar. Praktik lapangan di PGSD dilakukan di sekolah dasar, dengan fokus pada pengalaman mengajar berbagai mata pelajaran di sekolah dasar. Mahasiswa akan mempraktikkan keterampilan mengajar sesuai dengan kurikulum sekolah dasar.

4. Kompetensi Lulusan dan Prospek Karier

Lulusan PGPAUD memiliki kompetensi khusus dalam bidang pendidikan anak usia dini. Mereka siap bekerja sebagai guru di lembaga PAUD seperti TK, RA, KB, atau sebagai pendidik di pusat pengembangan anak usia dini. Prospek karier lulusan PGPAUD cukup luas, khususnya dengan semakin meningkatnya perhatian terhadap pendidikan anak usia dini di Indonesia.

Lulusan PGSD memiliki kompetensi mengajar di sekolah dasar. Mereka siap bekerja sebagai guru kelas di sekolah dasar negeri maupun swasta. Prospek karier lulusan PGSD juga cukup luas, karena kebutuhan guru sekolah dasar di Indonesia masih sangat besar. Selain itu, lulusan PGSD juga memiliki peluang untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, misalnya S2 pendidikan atau bidang lain yang relevan.

BACA JUGA:   Panduan Lengkap: Mengaktifkan Fitur Ketuk Layar Dua Kali pada Perangkat Samsung

5. Persyaratan Masuk dan Seleksi

Persyaratan masuk dan seleksi untuk kedua program studi ini umumnya mengikuti aturan perguruan tinggi masing-masing. Namun, secara umum, persyaratan akademik seperti nilai rapor dan nilai ujian masuk perguruan tinggi akan menjadi pertimbangan utama. Beberapa perguruan tinggi mungkin juga mengadakan tes potensi akademik, tes kepribadian, atau wawancara untuk menilai kesesuaian calon mahasiswa dengan program studi yang dipilih. Tidak ada perbedaan signifikan dalam persyaratan dasar antara PGSD dan PGPAUD, meskipun beberapa universitas mungkin menyesuaikan bobot nilai untuk mata pelajaran tertentu sesuai dengan fokus program studi.

6. Pengembangan Kepribadian dan Profesionalisme

Baik PGSD maupun PGPAUD tidak hanya membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan pedagogis, tetapi juga mengembangkan kepribadian dan profesionalisme mereka. Kedua program studi ini mengajarkan nilai-nilai keguruan, seperti kesabaran, kepedulian, dan kemampuan berkomunikasi dengan anak. Namun, penekanan pada aspek khusus mungkin sedikit berbeda. PGPAUD mungkin lebih menekankan pada pengembangan keterampilan bermain dan berinteraksi dengan anak usia dini, sementara PGSD lebih menekankan pada pengembangan keterampilan mengajar mata pelajaran akademik di sekolah dasar. Keduanya sama-sama membekali mahasiswa dengan landasan etika profesi dan kompetensi yang diperlukan untuk menjadi pendidik yang profesional.

Also Read

Bagikan:

Tags